Menag Lukman Hakim Ajak Masyarakat Lebih Arif dan Bijak Gunakan Medsos

Menag Lukman Hakim Saifuddin menyerahkan SK Pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran dan Sains Al-Ishlah (STIQSI). (foto: kemenag|arif).
BRNews - Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran dan Sains al-Ishlah (STIQSI) Pesantren Al-Ishlah Lamongan, Jawa Timur diresmikan. Peresmian ini ditandai dengan penyerahan Surat Keputusan pendirian STIQSI dari Kementerian Agama dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti.


Menag yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan, pilihan mendirikan Sekolah Tinggi Al-Quran dan Sains adalah pilihan yang sesungguhnya khas, karena tidak banyak menjadi pilihan bagi mereka yang akan mendirikan sekolah tinggi keagamaan.
Menag Lukman Hakim juga mengajak masyarakat untuk lebih arif dan bijak menggunakan teknologi. Menag mengatakan, bahwa kita berada dalam perubahan yang cepat, tidak hanya karena perubahan globalisasi, juga karena percepatan teknologi informasi yang luar biasa, dunia maya juga mempengaruhi terhadap nilai yang kita anut.
Menag kemudian berkisah tentang peristiwa terbunuhnya khalifah Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan. Meninggalnya Khalifah Utsman terbunuh justru oleh umat Islam sendiri.
"Mengapa itu terjadi, ini karena pengaruh berita bohong (hoax), karena kesalahpahaman, karena khalifah Utsman diindikasikan melakukan KKN. Pembunuh tersebut terhasut oleh berita yang belum terverifikasi," tutur Menag.
Menag menilai, masyarakat kita tidak cukup memliki literasi media sosial dengan baik, percepatan perkembangan dunia maya tidak diimbangi dengan kemampuan literasi yang cukup. "Untuk itu, penting memahami isi atau materi sebuah infomasi," katanya.
Ketika ikut meneruskan berita yang tidak berdasar, tambah Menag,kita tidak hanya ikut menyebarkan informasi hoax (yang mestinya dikonfirmasi terlebih dahulu), tapi juga ikut memperkuat dan membenarkan informasi tersebut.
Pesantren Al-Ishlah yang berada di pesisir Pantai Utara Lamongan ini didirikan oleh KH. M. Dawam Sholeh. Dalam sambutannya Dawam menyampaikan muasal ia mendirikan pesantren, dimulai dari dari tidak ada satu genteng dan batu bata pun, dari mulai rumah gedek ukuran 10x9 meter, dengan 10 santri, ia merintis pesantren ini. Pada 13 September 1986, pesantren Al-Ishlah ini resmi didirikan. Saat ini, pontren Al-Ishlah memiliki ribuan santri, seluruh santri menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai bahasa percakapan sehari-hari.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf menyampaikan rasa syukurnya pesantren ini yang memasuki usia 30 tahun dan mendirikan sekolah tinggi Ilmu Al-Quran dan Sains. Wagub berharap, kehadiran pesantren ini terus menyumbangkan sesuatu yang berharga bagi kemajuan umat.
Dikatakan Wagub, pesantreh ini masih dibutuhkan dan relevan dalam kondisi saat ini. Kita ingin generasi yang cakap dan terampil, dekat dengan Allah, itulah generasi Al- Quran.
"Generasi pemenang di masa mendatang adalah generasi Al-Quran, melalui pesantren, akan diciptakan generasi Al-Quran yang cakap, terampil dan dekat dengan Allah dengan mengerti Al-Quran sekaligus memahami dan mengamalkan isi Al-Quran," kata Wagub.(kemenag.goid).

Subscribe to receive free email updates: