Tantangan Keluarga Indonesia Ke Depan Akan Semakin Kompleks.

Nur Syam
Baiturahman News - Tantangan pembinaan keluarga Indonesia ke depan akan semakin kompleks. Karenanya  upaya untuk memperkuat kualitas dan ketahanan keluarga, Kementerian Agama membentuk satu unit teknis setingkat eselon dua yang akan mempunyai tugas dan fungsi membina keluarga sakinah.

"Kemenag telah melakukan upaya riil dalam menghadapi tantangan keluarga di tengah modernitas ini dengan menambah satu tugas khusus untuk penguatan keluarga, yaitu dengan dibentuknya Direktorat Pemberdayaan KUA dan Keluarga Sakinah," terang Sekjen Kemenag Nur Syam saat menjadi keynote speaker pada 'Pengajian Masyarakat Intelektual' di UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Kamis (15/12/2016).
"Melalui direktorat khusus ini, maka akan banyak program yang dapat dilakukan oleh Kemenag di dalam menghandle masalah-masalah keluarga," tambah Nur Syam.
Selain itu, Nur Syam juga memandang pentingnya pengembangan komunikasi yang baik antar dan intern keluarga. Suasana 'homy' atau disebut baiti jannati perlu dibangun sehingga diharapkan dapat meminimalisir terjadinya tindakan menyimpang dalam keluarga.
"Semakin baik komunikasi antar dan intern keluarga serta kemampuan menjadikan rumah sebagai sesuatu yang 'homy', maka akan semakin baik ketahanan keluarga tersebut," ujar Nur Syam.
Sebelumnya, Nur Syam menjelaskan bahwa tantangan keluarga di era modern semakin kompleks. Menurutnya, ada dua tantangan yang bersifat eksternal dan internal. Tantangan eksternal meliputi era modernitas dan cyber war. Modernitas menjanjikan kemudahan akses informasi dan komunikasi hingga bermuara pada adanya tantangan gelombang budaya asing.
Tantangan cyber war, menurut Nur Syam juga tidak bisa diabaikan. Berkembangnya hate speech, info kebencian, fitnah, disinformasi, character assassination di media social perlu menjadi perhatian keluarga. Kasus terakhir, kesediaan seorang perempuan menjadi pengantin bom bunuh diri, ditengarai juga karena pengaruh media sosial.
"Ini merupakan tantangan yang sangat berat bagi keluarga dewasa ini. Anak-anak bisa mengakses informasi dari kamarnya masing-masing. Dengan medium gad get, maka anak akan bisa memperoleh informasi apa saja, termasuk pornografi, dan agama dalam konteks kekerasan," kata Nur Syam.
"Itulah sebabnya para orang tua harus memahami apa yang sesungguhnya sedang terjadi pada anak-anak. Jangan biarkan anak-anak berada di dalam situasi bahaya di era cyber war ini," imbuhnya.
Terkait tantangan internal, Nur Syam menyoroti masalah keterbatasan waktu bertemu keluarga yang bisa menjadi penyebab renggangnya komunikasi anak dengan orang tua. Menurutnya, kehidupan perkotaan seringkali mengkondisikan kedua orang tua bekerja. Di tambah kemacetan Jakarta, maka waktu bertemu anak menjadi sangat sedikit.
"Makanya, di era modern ini banyak terjadi lonely in the crowd sebagaimana yang dikonsepsikan oleh David Reismann. Banyak orang yang hidup terasing padahal dia hidup di dunia yang sangat crowded," tandasnya.
Pengajian Masyarakat Intelektual ini digelar oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah. Acara ini dihadiri juga oleh Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Dede Rosyada, Direktur Penerangan Agama Islam Muchtar Ali, serta para Wakil Dekan, dosen, dan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum. Tampil sebagai narasumber, Prof. Dr. Zaitunah Subhan dan Prof. Dr. Euis dari Institut Pertanian Bogor (IPB). (kemenag)

Subscribe to receive free email updates: