Presiden Ajak Umat IslamTeladani Rasulullah Hadapi Tantangan Bangsa


Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 H/2016 Masehi di Istana Negara. (foto: biropers)
BRNews - Setiap bulan Rabiul Awal, umat Islam di Indonesia merayakan hari kelahiran (maulid) Nabi Muhammad Saw. Tidak hanya di masjid, mushalla, langgar, surau dan lainnya, peringatan Maulid juga digelar di Istana Negara.
Presiden Joko Widodo mengajak umat Muslim di Tanah Air untuk meneladani Nabi Muhammad SAW, khususnya dalam menghadapi tantangan bangsa. Ia meyakini, keteladanan Rasulullah SAW adalah bukti nyata bahwa Islam merupakan agama yang rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta alam.

"Islam yang mengajarkan kedamaian, Islam yang menjadi rahmat bagi semesta alam, khususnya rahmat bagi bangsa dan negara kita Indonesia," demikian pesan Presiden Joko Widodo dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1438 H/2016 Masehi di Istana Negara, Senin (19/12/2016) malam.
Menurut Presiden, berbagai sifat tauladan Rasulullah dapat diimplementasikan ke berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan keseharian kita dengan mencontoh perilaku beliau semasa hidupnya.
"Dalam hal kekuatan akidah dan ibadah, Rasulullah menjadikan masjid sebagai pusat pembinaan akidah, ibadah, dan muamalah bagi umat Islam dengan beragam latar belakang sosial budayanya," imbuhnya.
Sementara itu dalam hal ekonomi, Presiden mengatakan bahwa Rasulullah membangun etos kerja umat, menegakkan moral para pelaku ekonomi, serta menggerakkan zakat, infak, sedekah, dan wakaf sebagai sistem jaminan sosial.
"Dalam hal kekuatan sosial, Rasulullah membangun hubungan persaudaraan, ukhuwah Islamiyah, membudayakan tolong-menolong di antara sesama Muslim," ucap Presiden lebih lanjut.
Adapun dalam hal kekuatan politik, Rasulullah membentuk kontrak politik dengan semua unsur dan komponen masyarakat melalui Piagam Madinah, yang merupakan piagam negara tertulis pertama di dunia, jauh sebelum munculnya deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia yang dilahirkan PBB pada 1948.
"Dalam Piagam Madinah ini antara lain diatur politik pertahanan negara dan hubungan Muslim dengan non-Muslim. Dengan Piagam Madinah ini, jelas sekali ajaran Islam dan umatnya menghargai kemajemukan suku, golongan, dan agama," ujar Presiden.
Presiden menambahkan, keteladanan Nabi Muhammad menjadi contoh tentang bagaimana umat seharusnya bersikap dalam menjaga persatuan bangsa dan mewujudkan negara yang makmur.
"Dengan meneladani Rasululah SAW, kita rawat persatuan dan kekuatan bangsa Indonesia untuk bergerak maju, untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur," katanya.
Presiden juga mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk selalu berbicara baik, berpikir positif, optimis, bekerja keras, dan memperkuat ukhuwah wathaniah. "Hindari ujaran kebencian, jangan termakan penghasutan intoleransi, provokasi, fitnah, karena semuanya itu hanya melemahkan kita, hanya merugikan umat Islam di Indonesia, hanya merugikan bangsa kita," ucap Presiden.
Di akhir sambutannya, Presiden juga mengajak seluruh umat Islam mengambil peran dalam pembangunan. Menyadari besarnya energi umat Islam di Bumi Pertiwi, Presiden menghimbau agar kekuatan itu disalurkan ke hal-hal yang bermanfaat bagi negara.
"Pembangunan yang akan menekan kemiskinan, menekan tingkat pengangguran, menghilangkan kesenjangan sosial. Dengan meneladani Rasululah SAW," kata Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan sejumlah menteri anggota Kabinet Kerja. Tampak pula hadir, pimpinan lembaga negara dan duta besar negara sahabat. (kemenag.goid)

Subscribe to receive free email updates: