Fenomena 'Om Telolet Om', Tanda Masyarakat Kurang Hiburan?

BRNews - Awal minggu ini, media sosial Indonesia sedang dihebohkan fenomena Om Telolet Om sebuah istilah panggilan dari anak-anak dan remaja yang meminta supir bus agar membunyikan klaksonnya.

Sosiolog Derajad Sulistyo Widyharto, SSos, MSi, melihat fenomena Om Telolet Om sebagai sebuah kritik. Jogja semakin macet karena banyak wisatawan yang masuk menggunakan bus. Sehingga apa yang dapat dinikmati oleh warga Jogja dari wisatawan yang berkunjung hanyalah suara klakson saja.
"Ada degradasi sosial, ada frustasi sosial pada kaum muda ketika yang mereka respon bukan kepentingan sosial yang substantif, melainkan justru hal-hal yang bersifat selebrasi saja,"terang Derajad.
Ia beranggapan bahwa fenemona ini mengandung sebuah pesan. "Betul jika mereka menganggap ini hiburan. Karena pemerintah tidak mampu menyediakan alternatif hiburan lain," kata Dosen Sosiologi UGM ini. Ia mengemukakan hal ini menjadikan hiburan murah-meriah yang dapat diakses masyarakat adalah bunyi klakson.
Derajad mengemukakan wajar apabila kemudian bunyi klakson bus lalu dijadikan sarana penghibur. "Karena kalau menurut saya mereka kehilangan ruang publik, kehilangan kesenangan publik," Derajad menambahi.
Ia melihat fenomena ini sebagai sebuah ironi. "Pemerintah kemana? Mereka menyediakan ruang publik nggak? Menyediakan pertunjukkan tidak? Sangat Ironi," terang Derajad mengutarakan keprihatinannya sebagai seorang Sosiolog.(mnm|kr)

Subscribe to receive free email updates: