Masih Dalam Penggodokan, Hari Jadi Kebumen Dipastikan Berubah

Baiturahman News - Hampir dapat dipastikan hari jadi Pemkab Kebumen bakal berubah, tetapi untuk tahun ini peringatan Hari Jadi Kabupaten Kebumen  masih diperingati seperti tahun-tahun sebelumnya. Yakni pada 1 Januari seperti yang ditetapkan  peraturan daerah yang  masih berlaku.

Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) Sekretariat Daerah Kabupaten Kebumen, Asep Nurdiana, mengatakan besar kemungkinan peringatan Hari Jadi Kabupaten Kebumen 1 Januari 2017 yang terakhir. "Nantinya, setelah disetujui oleh DPRD Kebumen maka hari jadinya pun berubah," kata Asep Nurdiana.

Saat ini, kata Asep, tim riset masih melakukan penelitian mendalam. Pihaknya juga menggelar Focus Group Discussion (FGD) untuk mendengar pendapat dari masyarakat. "Setelah itu, usulan ini kita ajukan ke DPRD untuk dibahas tahun 2017. Jadi keputusan akhirnya di DPRD," ujarnya.

Jika peraturan daerah, lanjut Asep, telah ditetapkan DPRD maka hari jadi di tahun-tahun mendatang sudah tidak lagi diperingati setiap 1 Januari.
  
Penetapan Hari Jadi Kabupaten Kebumen tanggal 1 Januari 1936 selama ini merupakan berdasarkan peristiwa penggabungan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Kebumen.

Penetapan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, pada Lembaran Negara Hindia Belanda Tahun 1935 Nomor 629 tertanggal 31 Desember 1935. Yang secara efektif berlaku mulai 1 Januari 1936.

Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1990. Hingga saat ini menjadi polemik dan kontroversi di masyarakat Kabupaten Kebumen. Penetapan hari jadi saat ini dinilai tidak tepat lantaran hanya mendasar pada keputusan pemerintah kolonial Belanda kala itu. Padahal masih terdapat beberapa versi lain yang dinilai lebih tepat.

Sementara itu, penentuan hari jadi telah mengerucut pada dua versi yang dinilai paling tepat. Yakni asal mula lahirnya Kebumen dilacak dari berdirinya Panjer. Menurut sejarahnya Panjer berasal dari tokoh yang bernama Ki Bagus Bodronolo.

Sedangkan yang kedua, dilacak sejarahnya dari munculnya nama Kebumen yang pertama kali. Adalah adanya tokoh Kyai Pangeran Bumidirjo (Babad Arungbinang). Kyai Pangeran Bumidirjo sampai di Panjer dan mendapat hadiah tanah di sebelah utara Sungai Luk Ulo. Pada tahun itu juga dibangun padepokan yang kemudian dikenal dengan nama daerah Ki Bumi atau Ka-Bumi-An, yang kemudian menjadi Kebumen.

Ketua Pusat Studi Kebudayaan Yogyakarta Dr Aprinus Salam, mengatakan pihaknya tak hanya melakukan penelitian terhadap sejumlah hasil penelitian terdahulu terhadap sejarah Kebumen beserta berbagai sumber data.

Pihaknya juga bekerjasama dengan peneliti di Belanda guna mendapatkan berbagai bukti  tertulis tentang sejarah Kebumen berdasarkan catatan pemerintah kolonial Belanda. "Kita butuh bukti-bukti pendukung," kata Aprinus Salam, pada acara FGD.

Ia mengungkapkan, berdasarkan teori I Gedhe Semadi Astra, setidaknya terdapat lima syarat untuk menentukan hari jadi suatu daerah. Yakni sebuah adanya pemimpin atau pemerintahan, lokasi atau wilayah, sistem pemerintahan, rakyat dan sejarah bersama.

"Maka pengangkatan Kyai Bodronolo pada 1642 sebagai Adipati Panjer oleh Sultan Agung bisa dijadikan alternatif kuat penentuan tanggal bagi Hari Jadi Kebumen," tegas Aprinus.(mam|kek)

Subscribe to receive free email updates: