KHR As'ad Syamsul Arifin Teladan Ulama Teguh pada Pancasila

Presiden Jokowi memberikan ucapan selamat kepada KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, cucu dari Pahlawan Nasional KHR As'ad Syamsul Arifin. (foto: kemenag|daniel)
Baiturahman News - Ulama kharismatik NU, KHR As'ad Syamsul Arifin (alm), baru saja dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. Penganugerahan ini diberikan kepada perwakilan keluarga pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional yang dipimpin langsung Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu (09/11) kemarin.

Gelar Pahlawan Nasional diberikan kepada warga Negara Indonesia yang gugur demi membela bangsa dan Negara. Gelar Pahlawan Nasional bagi KHR Asad Syamsul Arifin sebelumnya diusulkan oleh Kementerian Sosial melalui surat nomor 23/MS/A/09/2016 tanggal 21 September 2016. Berdasarkan surat usulan tersebut, Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan telah melaksanakan sidang pada tanggal 11 Oktober 2016 guna memberikan pertimbangan dan rekomendasi kepada Presiden RI.
Selain pemberian Gelar Pahlawan Nasional, Presiden Jokowi dalam kesempatan itu juga memberikan Bintang Mahaputera kepada Alm. Letkol Inf. (Anumerta) Mohammad Sroedji tokoh dari Provinsi Jawa Timur, dan Alm. Mayjen TNI (Purn) Andi Mattalatta tokoh dari Provinsi Sulawesi Selatan.

KHR. Asad Syamsul Arifin
Alm. KHR. Asad Syamsul Arifin,merupakan tokoh nasional asal Provinsi Jawa Timur yang lahir di Mekkah, Saudi Arabia pada tahun 1897. Beliau telah berjuang semenjak tahun 1920 di jalan dakwah Islamiyah melalui barisan pelopor yang dibina Pesantren Sukorejo.
Pada tahun 1943, beliau mengembangkan basis perjuangan pelopor menjadi sebuah alat perjuangan dalam mengusir kaum penjajah. Pada tahun 1945, Kyai Asad memimpin pelucutan pasukan Jepang di Garahan, Jember, Jawa Timur. Tindakan tersbut dilakukan setelah pasukan Jepang tidak mau menyerahkan senjatanya kepada pasukan yang dipimpin oleh Kyai Asad.
KH. As'ad Syamsul Arifin
Bulan November 1945, Kyai Asad membantu pertempuran di Surabaya dengan mengirim anggota pelopor dan pasukan Sabilillah Situbondo sampai ke daerah Tanjung Perak.
Kyai Asad Syamsul Arifin lalu menggantikan ayahnya memimpin Ponpes Salafiyah Syafiiyah di Sukorejo, Situbondo. Beliau juga pernah diangkat sebagai penasihat pribadi Wakil Perdana Menteri KH. Idham Khalit dalam kabinet Ali Sastroamiddjojo. Ulama yang Teguh
Ditanya soal sisi kepahlawanan KHR As'ad Syamsul Arifin, Sekjen Kemenag Nur Syam mengatakan bahwa kyai kharismatik ini memiliki sumbangan yang sangat signifikan di dalam menegaskan Pancasila sebagai dasar Negara serta harus menjadi pedoman di dalam kehidupan bermasyarakat dan berorganisasi.
Menurutnya, KHR As'ad adalah teladan ulama yang teguh dalam menjadikan Pancasila sebagai dasar negara.
"Pada saat terjadi perdebatan tentang Pancasila harus menjadi satu-satunya asas bagi seluruh organisasi di Indonesia, maka Kyai As'ad dengan tiga Kyai lain, yaitu KH. Ahmad Siddiq, Kyai Masjkur, dan KH. Ali Ma'shum menyatakan bahwa Pancasila bisa menjadi satu-satunya asas organisasi keagamaan," ujarnya, Kamis (10/11).
"Beliau berempat menyatakan: jika ijtihad menetapkan Pancasila sebagai asas NU ini salah, maka beliau berempat yang pertama-tama harus masuk neraka," tambahnya.
Menurut Nur Syam, hal ini merupakan contoh luar biasa di mana seorang kyai yang sering disebut sebagai Kyai Tradisional ternyata memiliki jiwa dan semangat kebangsaan yang tidak ada taranya.
Sumbangan KHR As'ad lainnya bagi bangsa ini adalah kiprahnya dalam proses berdirinya Nahdlatul Ulama (NU). Nur Syam menjelaskan, Kyai As'ad adalah kurir Hadratusy Syekh Kyai Hasyim Asy'ari, sekaligus bagian dari pendiri dan pemikir NU.
"Jika NU hingga hari ini terus mengembangkan sikapnya yang moderat, tentu hal ini adalah sumbangan signifikan beliau terhadap bangsa Indonesia," katanya.
Sumbangsih lainnya berupa Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo yang didirikannya. Melalui lembaga ini, ribuan santri dan anak bangsa yang mengenyam pendidikan hingga menjadi tokoh, baik di lingkungannya bahkan nasional. Para santrinya, tidak hanya dari Jawa Timur, tetapi juga dari NTB, Kalimantan, dan daerah Indonesia lainnya. (kemenag.goid)

Subscribe to receive free email updates: