Agama dan Negara Meski Berbeda Namun Tak Bisa Dipisahkan.


Menag Lukman menggunting pinta pada peresmian Gedung Kantor Kemenag Polewali Mandar. Sulbar (foto: kemenag|daniel)
Baiturahman News - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi semua pihak yang menjaga kehidupan keagamaan dan mengembangkannya ke arah yang lebih baik. Ini penting, karena agama dan negara meski bisa dibedakan, namun tak bisa dipisahkan.

"Agama dan negara seperti dua sisi mata uang logam. Begitulah posisi agama dan negara dalam kontek keindonesiaan kita," terang Menag di hadapan tokoh agama dan masyarakat sat membuka Kemah Karya Pramuka Madrasah tingkat Provinsi Sulbar. Kemah yang diikuti sekitar 3.000 siswa madrasah tingkat MI, MTs, dan MA ini dipusatkan di Bumi Perkemahan Cadika Polman, Sabtu (12/11/2016)
Kepada ribuan siswa madrasah yang akan menjadi generasi penerus bangsa, Menag menegaskan bahwa Indonesia adalah Negara Pancasila, bukan negara Islam, bukan pula negara sekuler.
Menurutnya, pendiri bangsa telah menempatkan agama sebagai bagian penting yang ikut menjadi jiwa dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara, di tengah kemajemukan Indonesia.
"Semua sila dalam Pancasila, hakikatnya adalah nilai-nilai agama. Begitulah para pendahulu kita, dengan kearifan membangun pondasi ini dengan kokoh," tegas Menag disambut tepuk tangan hadirin.
"Hubungana agama dan negara, adalah hubungan saling memerlukan, saling membutuhkan, saling menopang dan simbiosis mutualisme. Agama bisa diimplementasikan dengan baik kalau ditopang oleh negara sebagaimana negara bisa bekerja dengan baik kalau ada nilai-nilaia agama yang menjadi spirit," imbuhnya.(mnm|kemenag)


Subscribe to receive free email updates: