Sambut Hari Santri, NU Gelorakan 1 Miliar Shalawat Nariyah

Baiturahman News - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Manan A. Ghani mengungkapkan bahwa pembacaan 1 miliar shalawat nariyah dari warga NU merupakan ikhtiar spiritual untuk memakmurkan bangsa dan negara Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Kiai Manan saat memberikan taushiyah usai pembacaan shalawat nariyah, Jumat (21/10/2016) di masjid An-Nahdlah PBNU Jakarta. Jamaah yang memadati Masjid An-Nahdlah terlihat khidmat menyelami baris demi baris shalawat yang diyakini mendatangkan banyak keberkahan itu.

“Manusia yang rajin dan rutin bershalawat, tak perlu khawatir mengalami kefakiran. Sebab itu, 1 miliar shalawat nariyah ini upaya NU dan warganya agar Indonesia diberi keberkahan, kemakmuran, keadilan, damai, dan kesejahteraan oleh Allah SWT,” urai Kiai Manan.

Gerakan 1 miliar shalawat nariyah yang dimaksudkan untuk memperingati Hari Santri Nasional 2016 ini, menurut kiai asal Cirebon Jawa Barat ini harus dipahami juga secara historis. 

Kalangan santri dan kiai berjuang secara lahir dan batin, juga material dan spiritual untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. “Sebab itu selain ikhtiar sosial, 1 miliar shalawat nariyah ini merupakan upaya spiritual untuk menjaga negeri sebagaimana yang telah diwariskan oleh para santri dan ulama pejuang kita,” tuturnya.

Kekuatan spiritual dan peningkatan moral dari bangsa Indonesia yang lahir dari Fatwa Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 mampu menghalau tentara Belanda yang membonceng NICA untuk kembali menjajah Indonesia.

Pada pertempuran maha dahsyat pada 10 November 1945 di Surabaya yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan merupakan pertarungan para santri untuk mengusir Belanda dan Sekutu. “Jangan sampai santri dianggap justru tidak ikut berperang. Tulisan-tulisan sejarah banyak yang menutu-nutupi fakta itu,” ujar Kiai Manan.

Lebih jauh, Kiai Manan menjelaskan tentang aset atau kekayaan NU, bukan dalam bentuk materi, tetapi modal-modal berharga seperti aset kultural, meliputi 90-an juta warga NU di seluruh dunia yang menahbiskan NU sebagai Ormas Islam terbesar di dunia.

“Lalu aset fisik seperti mushola, masjid, majelis taklim, sekolah, madrasah, pesantren, dan lain-lain. Selain itu aset amaliyah seperti tradisi-tradisi keagamaan. Semua itu harus kita jaga,” tegasnya. 

Pembacaan shalawat nariyah di Masjid An-Nahdlah PBNU dihadiri oleh Ketua PBNU H Sulthonul Huda, Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Maman Imanulhaq, Ketua LTN PBNU H Juri Ardiantoro, dan sejumlah pengurus lembaga serta banom NU. Sebelumnya, kegiatan didahului dengan Khotmil Qur’an.(nu online)

Subscribe to receive free email updates: