Kemenag Janji Akan Lebih Perhatikan Pondok Pesantren

Santri saat penulisan mushaf Al-Quran dalam rangka Hari Santri 2016. (foto:kemenag|danil)
Baturahman News - Kepala Pusat Informasi dan Humas Setjen Kemenag Mastuki menegaskan dalam beberapa tahun terakhir, Kementerian Agama telah melakukan sejumlah kebijakan penguatan kesetaraan kepada pondok pesantren, baik pada aspek regulasi, program, maupun anggaran.

"Kesetaraan anggaran menjamin ketersediaan pembiayaan yang maksimal sehingga benar-benar diperlakukan secara adil antara institusi pesantren dengan institusi pendidikan lainnya," tuturnya di laman kemenag.go.id.Ditambahkan, untuk memperluas akses pendidikan para santri misalnya, Kementerian Agama telah membuka Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB). Tidak kurang dari 5000 santri telah menikmati kuliah di berbagai perguruan tinggi favorit di Indonesia dalam bebagai program studi.
Tidak sedikit dari mereka yang menjadi dokter, insinyur, dosen, dan profesi lainnya. Banyak juga di antara mereka yang berhasil meraih akses untuk belajar di berbagai perguruan tinggi ternama di dunia, baik di Jerman, Korea, Jepang, Timur Tengah, dan lainnya.
Walhasil, seiring peringatan hari santri, Kementerian Agama akan meneguhkan komitmennya untuk terus memberikan perhatian dan memberdayakan santri dan pondok pesantren. Apalagi, santri selalu berdiri pada garda terdepan dalam komitmen integritas keislaman dan keindonesiaan.
"Militansi keagamaan (keislaman) dan kebangsaan (Indonesia) berpadu menjadi satu, tidak terpisahkan. Itulah jiwa dari seorang santri," tegas Mastuki.
Melalui Hari Santri, lanjut Mastuki, saatnya kembali menegaskan bahwa NKRI dan Pancasila merupakan harga mati. Gerakan keagamaan yang mencerabut identitas dan sendi-sendi NKRI merupakan gerakan yang patut bersama-sama dihadapi.
"Mari perjuangkan Islam dan Indonesia sebagai satu kesatuan yang padu. Memperjuangkan keislaman tanpa mengorbankan keindonesiaan. Memperjuangkan keindonesiaan dengan tanpa melupakan keislaman. Islam-Indonesia adalah Islam kita, Islam yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur keindonesiaan dan menegakkan jati diri bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia," tandasnya.
Mengutip KH Saifuddin Zuhri (mantan Menteri Agama), Mastuki mengatakan bahwa para santri adalah anak-anak rakyat sehingga mereka amat faham tentang arti kata rakyat. Faham benar tentang kebudayaan rakyat, tentang keseniannya, agamanya, jalan pikirannya, cara hidupnya, semangat, dan cita-citanya, suka-dukanya, tentang nasibnya, dan segala liku-liku hidup rakyat.
Sebagai anak-anak dari rakyat, maka para santri lahir dari sana, demikian mereka hidup dan lalu mati pun di sana pula. (mnm)

Subscribe to receive free email updates: