Da'i Kondang KH. Zainuddin MZ; Burung Hud Hud Dan Kisah Romantisme Nabi Sulaiman Ratu Balqis

Baiturahman News - Seorang Muslim seharusnya mencontoh keteladanan Nabi Sulaiman ketika berdakwah ke Ratu Balqis. Nabi Sulaiman mengawali surat dakwahnya dengan lafadz basmalah sebagai simbol kemuliaan dakwah, meski terhadap seorang penguasa negeri sekalipun.

Pesan tersebut diungkap oleh KH. Prof Dr Didin Hafidhuddin, Ketua Dekan Program Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor dalam acara pengajian “Tafsir Ayat Ahkam” di UIKA.
Usai menerima kabar dari Burung Hud-hud, Nabi Sulaiman bergegas mengirim surat ajakan mengesakan Allah Subahanahu Wata’ala kepada Ratu Balqis, penguasa negeri Yaman kala tersebut.
Tak lupa Nabi Sulaiman mengawali surat dakwah itu dengan lafadz “bismillahirrahmanirrahim”. Hal itu disebutkan dalam al-Qur’an Surah an-Naml: “Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya isinya: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (Surah an-Naml [27]: 30).
Menurut Kiai Didin, demikian sapaan akrabnya, keteguhan dalam berdakwah mutlak dimiliki oleh seorang Muslim, terlebih dengan tantangan dan godaan yang kian kompleks sekarang. “Ucapan bismillah dalam surat tersebut merupakan isyarat kekuatan sekaligus keteguhan Nabi Sulaiman dalam berdakwah,” papar ustadz yang juga Ketua Umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
“Lihat saja, Ratu Balqis sampai tidak tahu cara membalas surat itu, kecuali setelah musyawarah dengan penasihatnya,” imbuh Didin kembali.
Dalam acara yang digelar di masjid al-Hijri II, Bogor tersebut, Didin menerangkan lebih jauh tentang hukum bacaan basmalah dalam Al-Qur’an dan aplikasinya pada kehidupan sehari-hari.
Bagi seorang Muslim, masih menurut Didin, merasa mulia dengan agama itu penting sebab tak sedikit orang yang menukar keyakinan agamanya hanya karena urusan dunia yang sepele.
Sebagaimana, orang-orang yang terjangkiti virus Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme yang terkadang merasa lebih bangga dengan pemikiran-pemikiran tokoh barat. Sedang di saat yang sama, mereka justru meninggalkan perkataan para ulama dan ilmuwan Muslim.
“Jangan pernah merasa rendah diri ketika melaksanakan ajaran Islam dan berdakwah untuk agama. Sebab kemuliaan itu hanya milik Allah saja,” ucap Didin berpesan.
“Kemuliaan itu diberikan jika orang tersebut menegakkan syariat Allah dan sunnah Nabi-Nya bukan ketika meragukan apalagi meninggalkannya,” pungkas Didin tegas.(hdy)

Subscribe to receive free email updates: