Haji Dalam Pandangan Anak Muda Eropa, Kurang Nilai Spiritual..?

Kemewahan pusat perbelanjaan yang mengitari Masjidil Haram. (foto arabnews)
Baiturahman News - Ibadah haji kini tidak didominasi oleh kalangan usia senja (tua) tetapi kini banyak dilirik oleh kaum muda. Bahkan ada pendapat semakin muda melakukan ibadah haji akan memperlancar dalam mengerjakan prosesi hajinya. Karena itu kini banyak anak-anak muda dari benua Eropa yang berhaji.

“Semakin muda Anda, semakin mudah,” kata Saniah, seorang peziarah Inggris, 25 thn, yang kedatangannya ke tanah suci merupakan perjalanan kedua.




“Dua belas tahun yang lalu saya dan keluarga saya datang untuk umrah,” kata Saniah berkisah.

Tahun ini, Saniah kembali untuk menunaikan haji karena merupakan kewajiban agama. Hal ini dilakukan berkat dorongan ajaran agama yang begitu kuat. Saniah adalah di antara sekitar 1,5 juta orang dari seluruh dunia menunaikan ibadah  haji.

Sebuah kaleng minuman ringan di satu tangan dan kerucut kentang goreng yang lain, Saniah bersama suaminya tampak santai menikmati snack di salah satu dari banyak pusat-pusat perbelanjaan modern yang menghiasi di sekitar Masjidil Haram di Makkah.

“Generasi sebelum kami, jika ingin haji menunggu usia tua, tapi generasi baru, kita lebih menyadari kewajiban agama kami, jadi tak menunggu tua untuk berhaji,” ujar Saniah sambil menambahkan,  bahwa perjalanan haji yang panjang dan wukuf Arafah, dibawah terik matahari  “lebih mudah untuk menanggung ketika Anda masih muda.”

Sementara, Omar Saghi, penulis buku “Paris-Mecca, Sociology of the Pilgrimage” menyebut bahwa ibadah haji bukan perjalanan penuh mistik tetapi perjalanan yang rasional.

Mohammed, 33, yang melakukan haji dengan istrinya dari Paris, mengatakan sejumlah teman-teman mereka telah melakukan haji. Agen yang memberangkatkan perjalanan haji itu, kata Mohammed,  pesertanya juga banyak dari kalangan dan pasangan muda.

“Haji adalah kewajiban, maka begitu setelah kami memiliki bekal dan sementara kita sehat, kami memutuskan untuk melakukannya,” kata Mohammed sambil mengantri di counter makanan cepat saji dengan istrinya Madiha, 28, seorang mahasiswa ilmu pendidikan.

“Daripada membeli hal-hal materi seperti mobil, lebih baik untuk menghabiskan uang kita pada sesuatu yang akan bermanfaat bagi kita pada tingkat spiritual,” kata Madiha.

Tak berbeda dengan Madiha, Mohamed Khazma, asal Libya yang sehari-hari bekerja pada tim keamanan di sebuah rumah sakit di Tripoli,  juga mengatakan kesenangannya  mampu mengumpulkan cukup uang untuk datang ke Makkah, karena “ini merupakan kesempatan yang tidak semua orang memiliki”.

Meningkatnya jumlah orang-orang muda Eropa mengunjungi tanah suci Makkah umumnya dari kalangan berpendidikan. Mereka menilai kemajuan Makkah yang signifikan dalam mengubah kota Makkah. Hal ini mungkin untuk memberi kepuasan bagi para peziarah.
Saniah ingat bahwa, selama kunjungan pertamanya ke Makkah 12 tahun yang lalu, mereka menikmati makan di jalan. “Ini jauh lebih baik (sekarang). Kami memiliki pilihan untuk layanan bintang lima.”

Tetapi, kemewahan yang terdapat di sekitar Masjidil Haram tak membuat Khazma, asal Libya, terbuai dengan itu semua. Ia sama sekali tak memikirkan bentuk-bentuk kemewahan dunia, pusat perbelanjaan yang ber AC. Tapi ia lebih memilih untuk i’tikaf di masjid. 
“Aku lupa semua itu,” kata laki-laki dengan jenggot dipangkas pendek dan jubah abu-abu. “Saya mengambil Qur’an, membaca beberapa halaman  dan beberapa tegukan air dan aku tinggal di Masjidil Haram dari sore sampai tengah malam,” kata Khazma lagi.

Mohammed yang datang dari Paris malah punya pendapat lain ketika ditanya soal kemewahan fasilitas di sekitar Masjidil Haram. Ia malah – kadang kala – merasa tidak  nyaman dengan semua kenyamanan modern yang “sangat jauh dari masa Nabi Ibrahim dan kerasnya gurun” ribuan tahun yang lalu.

Karena itu pula, ia dan istrinya memendam pertanyaan, apakah kemewahan tersebut sesui dengan niat dalam meningkatkan spiritual hajinya. “Kita sering bertanya-tanya apakah semua itu sejalan dengan pencarian spiritual kami,” kata Mohammed. (tvhaji.net|arabnews|nm)

Subscribe to receive free email updates: