Menikmati Kebahagiaan Idul Fitri dan Tuduhan Bid'ah

Beragam tanggapan orang tentang tradisi Idul Fitri di Indonesia khususnya di Jawa. Kita memaklumi pandangan orang tersebut. Memang tidak mudah untuk memotret tradisi Idul Fitri di Indonesia ini. Diantara mereka ada yang menilai bahwa tradisi perayaan Idul Fitri itu pemborosan, tidak efisien, tidak rasional, dan bahkan ada yang menilai bid'ah dan segala macam.

Tradisi kegiatan keagamaan seperti perayaan Idul Fitri tentu tidak dapat dinilai dari sudut pandang positivistik, atau dari sudut pandang teks semata, namun lebih dari itu perlu pendekatan yang lebih komprehensif.

Hidup di dunia ini tidak semuanya nampak "kasat mata", tidak semua "rasional", tidak semua "irrasional", namun ada juga yang "tidak tampak", ada yang "supra rasional". Karenanya Islam tidak hanya mengatur soal hal-hal yang "kasat mata" atau yang "lahir" saja, namun juga mengatur hal-hal yang "tidak tampak" atau yang "batin".

Sesuatu yang "nampak" tentu akan mudah dianalisa, namun segala sesuatu yang "tidak nampak" tidak mudah diurai masalahnya. Setiap orang memiliki pengalaman keagamaan yang tidak sama sesuai dengan tingkat pengetahuan, keyakinan, dan latar belakang kehidupannya masing-masing.

Setiap orang saja memiliki pengalaman yang tidak sama, apalagi setiap suku atau bangsa, tentu juga memiliki pengalaman yang  lebih beragam. Keragaman ini justru menunjukkan khasanah kebudayaan Islam yang perlu disyukuri bersama sebagai karunia Alloh Subhanahu wa ta'ala.

Dalam agama yang disampaikan oleh Rosululloh Muhammad Sholallohu alaihi wasalam ini terdapat ajaran yang berkaitan dengan keyakinan (iman), ada aturan hukum (Islam) dan ada pula aspek akhlaq (ihsan). Ketiga hal ini adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Perilaku keagamaan seperti tradisi perayaan Idul Fitri adalah aktualisasi dari ketiga aspek ajaran tersebut secara keseluruhan, tidak parsial atau sepotong-potong.

Orang Islam di negeri ini meyakini bahwa orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Alloh azza wajalla.

Orang Islam di negeri ini adalah orang yang tidak terbiasa menikmati kebahagiaan sendiri, pastilah ia akan menikmati kebahagiaan itu secara bersama dengan saudara atau dengan kawan dekat, sebagai ungkapan rasa syukur. Jadi idul fitri adalah moment istimewa yang tidak bisa dilewatkan oleh orang Indonesia ini untuk berkumpul bersama keluarga. Jadi nikmat bukan? Wallohu a'lam. (group wa pp asbihu)

Subscribe to receive free email updates: