Kisah Ima Matul Dijebak Jadi Pembantu di AS

IMA MATUL (foto bbc)
BaiturahmanNews -- Korban perdagangan manusia Ima Matul yang datang dari Indonesia ke Amerika Serikat saat remaja dan mengalami penyiksaan bercerita bahwa ia masih mendengar kisah seperti yang ia hadapi 'setiap hari' dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat.
Dalam konvensi yang menetapkan Hillary Clinton sebagai calon presiden dari partai itu, Ima bercerita "perdagangan manusia tidak hanya terjadi di luar negeri namun di negara ini.

"Saya dibesarkan di desa miskin di Indonesia. Pada saat berusia 17 tahun saya dijanjikan bekerja di Indonesia sebagai pengasuh anak. Namun selama tiga tahun saya dijadikan pembantu rumah tangga dan disiksa," kata Ima memulai kisahnya.
"Setiap hari saya mendengar cerita, seperti kisah saya. Namun saya masih punya harapan," tambahnya.
Ima pertama datang ke Los Angeles pada tahun 1997 pada usia 17 tahun dan dijanjikan pekerjaan sebagai pengasuh anak dengan upaya sekitar US$150 per minggu.
"Namun, selama tiga tahun saja menjadi pembantu rumah tangga dan mengalami penyiksaan," cerita Ima Selasa malam waktu Amerika atau dini hari Rabu (27/7/2016) WIB di Wells Fargo Center, Philadelphia, Pennsylvania.
Ima baru mengetahui orang yang merekrutnya adalah pedagang manusia saat tiba di Los Angeles.
Ia bekerja selama 18 jam satu hari, tujuh hari seminggu, tanpa dibayar dan mengalami kekerasan termasuk dipukul sampai dia harus dibawa ke ruang gawat darurat.
Ima memuji Hillary Clinton atas upayanya memerangi perdagangan manusia dan mengatakan, "Bahkan sebelum ada undang-undang untuk mengidentifikasi dan melindungi korban, sebelum saya melarikan diri dari orang yang memperdagangkan saya, Hillary Clinton telah berjuang mengakhiri perbudakan modern."
"Sebagai seorang penyintas, seorang pegiat, saya berharap kita dapat mengakhiri perdagangan manusia," kata Ima mengakhiri pidatonya.

Karena tak bisa berbahasa Inggris, Ima baru memiliki keberanian tiga tahun kemudian dengan memberikan catatan kecil kepada pengasuh anak yang tinggal di sebelah rumahnya, dengan tulisan, "Tolong saya, saya tak sanggup lagi."
Tetangganya membawa tulisan itu ke koaliasi penghapusan budak dan perdagangan, Coalition to Abolish Slavery & Trafficking (CAST) di Los Angeles, di mana Ima kemudian ditampung.
Melalui organisasi ini, ia mendapatkan pelatihan untuk bekerja serta belajar berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris.
“Malam pertama saat saya bebas, saya langsung telepon ibu dan kami menangis tanpa berkata apa pun," kata Ima saat itu.
Keberanian dan upaya Ima membantu para korban perdagangan manusia membuatnya mendapatkan penghargaan dari Presiden Obama dalam acara Clinton Global Initiative pada tahun 2012.
Kepada BBC Indonesia, Ima mengatakan tantangan dalam menangani masalah ini adalah, "Kurangnya pendidikan dan kesadaran publik tentang perdagangan manusia," yang memungkinkan pedagang manusia berkeliaran untuk mencari korban.
Ia juga berharap akan lebih banyak polisi yang mendapatkan pelatihan khusus untuk menangani kasus perdagangan manusia.
Saat ini Ima menjadi pegiat di CAST dan juga organisasi Mentari yang didirikan bersama penyintas kekerasan seksual Shandra Woworuntu.
Bagaimana mencek tawaran kerja palsu?
Seperti halnya Ima, Shandra datang ke Amerika Serikat karena dijanjikan pekerjaan di hotel namun kemudian terjebak menjadi budak seks sebelum akhirnya menyelamatkan diri.
Shandra yang datang pada 2001, empat tahun setelah Ima, melalukan advokasi di sejumlah sekolah di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran agar tak terjebak janji muluk para pedagang manusia.
Terkait kisah Shandra ini, sejumlah pembaca BBC termasuk Sekar Garini menanyakan bila ada tawaran kerja di luar negeri bagaimana menyikapinya dan Michael Ridwanullah yang bertanya bagaimana sampai punya keberanian mengangkat ceritanya.
Shandra mengatakan, "Alangkah baiknya dicek kebenaran mengenai agen tenaga kerja, tidak ada biaya agen (yang harus dikeluarkan) dan keterangan mengenai visa dan pekerjaan harus jelas, juga jangka waktu kerja, gaji dan alamat pekerjaan serta nomor kontak yang bersangkutan."
Menjawab pertanyaan Michael, Shandra mengatakan, "Diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mengangkat cerita saya. Saya memutuskan mengangkat cerita saya karena saya ingin memberikan informasi dan mengangkat kesadaran terkait perdagangan manusia di tengah komunitas kita agar tak terjebak dalam situasi seperti saya."
Shandra berkunjung ke Indonesia beberapa kali dan mengangkat ceritanya di sekolah-sekolah di Jawa dan Sumatera agar para remaja lebih berhati-hati dengan berbagai tawaran kerja di luar negeri.(bbc.com)

Subscribe to receive free email updates: