Fatwa Ngawur Tokoh Wahabi Kholid Basalamah, Kata Sayyidina Randahkan Nabi Muhammad

Beredar video di Youtube ceramah Khalid Basalamah, seorang ustadz wahhabi yang mengeluarkan statemen bodoh dengan mengatakan bahwa penggunaan kata Sayyid untuk Nabi Muhammad Saw berarti merendahkan Nabi Muhammad Saw.


Video itu memuat cuplikan ceramah Khalid Basalamah saat mengeluarkan pernyataan dangkalnya disertai bantahan terhadap pernyataan Khalid Basalamah. Bantahan terhadap pernyataan Khalid berupa dalil al-Qur'an, al-Sunnah dan fakta penggunaan kata Sayyid oleh ulama Arab atau di Arab Saudi. Video itu berurasi sekitar 6 menit (Dengarkan video ceramah Tokoh Wahabi Kholid Basalamah Sebut Kata Sayyidina Rendahkan Nabi Muhammad)
Cuplikan video tersebut, Wahhabi mengira ada pihak yang sengaja telah menghilangkan penjelasan yang sebenarnya dari Khalid Basalamah. Pengguna sosmed Wahhabi mengatakan video itu telah dipotong dan dipelintir.

"Inilah penjelasan video ceramah Ustadz khalid basalamah yang lengkap tanpa di potong potong,Di pelintir para pembenci dakwah SUNNAH.Beliau menjawab tentang : Pandangan Ulama' tentang HUKUM panggilan "SAYYIDINA" kepada Rosululloh Shallallahu alaihi wasallam. ...!!!", tulis pengguna sosial facebook joe.anthon.50 (4/7) sambil mengupload utuh video Khalid Basalamah berdurasi 4 menit 43 detik. https://web.facebook.com/joe.anthon.50/videos/256367578079061/

Ternyata dalam video ceramah Khalid yang lengkap, Khalid Basalamah memang mengambil kesimpulan bahwa penggunakan kata Sayyid merendahkan Nabi Muhammad Saw. Menurut Khalid Basalamah, kata "Sayyid" tidak pernah diajarkan Nabi.

Video yang dianggap telah mengalami pemelintiran itu ternyata tidak ada pelintiran sama sekali. Esensi cuplikan video dengan video yang utuh adalah sama. Sebaliknya, video utuh dari Khalid Basalamah semakin menampakkan kejahilan Khalid  karena mengartikan dan memahami hadits dengan asal-asalan, bahkan ia menyamakan penggunaan kata Sayyid  dengan pujian berlebihan nasrani kepada nabi Isa.

Kata Khalid Basalamah, tidak pernah ada hadits "an Sayyidina", yang ada adalah 'anin Nabi. Padahal, kalau pun misalnya, di mata rantai / sanad hadits tidak ada, tetapi di matan hadits itu ada. Ada matan (isi) hadits yang menyebutkan kata Sayyid. Seharusnya berdalil dengan hadits itu dengan hadits secara utuh meliputi matan hadits, sedangkan sanad untuk mengklasifikasi tingkatan hadits

Inilah transkrip ceramah Kholid Basalamah:
 
Salah satu yang banyak digunakan oleh masyarakat kita adalah berdo'a pada saat membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Mereka mengatakan "Allahumma Shalli ala Sayyidina Muhammad", menggunakan kata-kata Sayyidina yang tidak pernah diajarkan atau tidak pernah ada ajaran dari Nabi Saw.

Maka, bagaimana hukumnya? begitu pak ya..., baik. Pertama sekali, bapak ibu sekalian, Nabi Muhammad Saw, kalimat yang paling cocok didatangkan sebagai kata ganti nama beliau atau memang dihubungkan dengan nama beliau adalah (kata) Nabi dan Rasul. Tidak butuh kata ganti yang lain, kata-kata Sayyidina itu bahaya, yang mulya sebenarnya, tuanku, ya... tapi jangan lupa, kata-kata Sayyidina bisa kita ucapkan kepada siapa saja, saya bisa mengatakan kepada ayah saya "Sayyidina", saya bisa katakan kepada atasan saya "Sayyidi (tuanku)", kata hormat, makanya biasa ada orang-orang kalau dalam bahasa Arab itu mengatakan "Sayyid Muhammad silahkan berdiri", itu berarti "tuan Muhammad silahkan berdiri, Sayyid Yusuf silahkan berdiri. Ini boleh dipakai untuk semua orang.

Kalimat ini kata sebagian ulama sebenarnya kalau diucapkan kepada Nabi Muhammad Saw menurunkan derajat Nabi Saw karena kata yang lebih mulya, lebih tinggi adalah (kata) Nabi dan Rasul, karena tidak bisa dipakai oleh semua orang, gak bisa dipakai untuk semua orang. Jadi memang, hadits Nabi Saw itu punya makna secara bahasa, seperti beliau mengatakan

لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ ، ولكن قولوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

jangan kalian memuji-muji saya, jangan sampai salah dalam memuji saya, gitu kan, sebagaimana nasrasi salah (kepada) Isa, mereka sampai mengatakan Isa anak tuhan atau tuhan itu sendiri. Tapi katakanlah "Aku adalah Abdullah wa Rasuluh", menggunakan kata-kata ini "Hamba Allah dan Rasul-Nya" atau kita menggunakan "Nabi Allah", gitu kan, karena dalam hadits, Nabi Saw membiarkan sahabat mengatakn "'anin Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam", dari Nabi Saw.

Tidak pernah-pernah bapak ibu temukan dari hadits atau satu saja hadits yang tertulis "'An Sayyidina Muhammad", pernah gak? gak ada itu. coba deh, cari / baca hadits apa saja, dibuku semua hadits, tidak pernah ada didalam sanad hadits, (misalnya) "dari Abdullah bin Umar, dari tuan kami (sayyidina) Muhammad Saw", tidak pernah.
Pasti (yang ada adalah) "'an Rasulillah, 'anin Nabi Saw", kan gitu. karena (kata) Nabi dan Rasul lebih tinggi memang, tidak semua orang miliki, apalagi memang Nabi Muhammad Saw adalah penutup para Nabi dan Rasul, maka semestinya kita paham ini, secara bahasa, PENGGUNAAN KATA SAYYIDINA MENURUNKAN DERAJAT NABI MUHAMMAD SAW itu, karena itu memang untuk umumnya orang, kenapa kita gk katakan "Nabi Muhammad", atau


  • Allahumma Shalli ala Nabiyyina Muhammad (اللهم صل على نبينا محمد), 
  • Allahumma Shalli ala Rasulillah (اللهم صل على رسول الله), itu kan lebih tepat, semestinya, secara rasional begitu.
Jadi, Allahu A'lam, kalau saran saya, dan kembali kepada pendapat para ulama, lebih baik kata Sayyidina ditinggal dari Nabi Saw karena akan menurunkan derajat beliau Saw, gunakan kata-kata Nabi atau Rasul, karena ini tidak bisa dipakai untuk orang lain, kalau Sayyidina masih bisa (dipakai orang lain).

Coba perhatikan, kalau misal ada yang mengerti bahasa Arab atau pun mungkin pemirsa yang mengikuti ceramah ini, kalau lihat acara-cara orang-orang arab lagi kumpul, pasti memanggil tamunya Sayyid, Sayyid Fulan, tapi gak bisa dia mengatakan 'Nabi Fulan", gak bisa. karena (kata) Nabi itu tinggi sekali, jauh dari Sayyidina, jauh sekali. Berarti itu orang menurunkan Nabi Saw. Nabi Saw sangat mulya, harusnya kita mengatakan "Nabi" dan "Rasul", ini harus kita pahami, kan begitu.

Salah satu yang memang syarat diterimanya do'a dan sudah kita sebutkan dua yang lalu adalah membaca Tahmid dan shalawat kepada Nabi Saw, memang harusnya. Jadi kalau kita baca "Allahumma Shalli Ala Muhammadin (اللهم صل على محمد), atau ala Nabiyyina Muhammadin (اللهم صل على نبينا محمد), atau ala Rasulillah (اللهم صل على رسول الله)", gitu kan. Itu semua adalah kalimat-kalimat yang lebih pantas untuk diucapkan. Allahu A'lam. 
sumber: muslimedianews.com

Subscribe to receive free email updates: