Menggapai Lailatul Qadar, Malam Seribu Bulan

Bila tiba pada 10 hari terakhir Ramadhan orang banyak melakukan i'tikaf untuk menggapai Lailatul Qadar. Mereka berusaha mengejar malam Lailatul Qadar dengan melakukan berbagai aktivitas ibadah di Masjidil  seperti membaca Al-Qur'an, takbir, shalat sunah, dan iktikaf.
Keutamaan malam Lailatul Qadar,  memang  jelas tertera dalam surah al-Qadar ayat 3. "Laylatul qadri khayrun min alfi syahrin." Artinya malam kemulian lebih baik dari seribu bulan.


Dengan  beribadah saat momen (malam) tersebut, pahalanya sama dengan 1.000 bulan atau sekitar 83 tahun. Padahal, umur manusia rata-rata saat ini hanya di kisaran 60 tahunan. "Maka dari itu wajar jika umat Muslim berlomba-lomba agar bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar," kata Ust Erick Yusuf.

Biasanya, banyak ibadah yang dilakukan oleh para jamaah atau umat Muslim pada 10 hari terakhir Ramadhan.  Hal lain, selain ibadah, tutur dia, Lailatul Qadar juga menjadi ajang pribadi Muslim untuk bermuhasabah diri, yakni dengan melakukan iktikaf di masjid. "Ini simbol melupakan sejenak masalah duniawi untuk fokus ke akhirat," katanya memaparkan.

Erick  menjelaskan, Rasulullah juga selalu berusaha untuk menggapai malam seribu bulan tersebut. Bahkan, saat memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, Nabi dan para sahabatnya langsung "mengencangkan ikat pinggang". Maksudnya mereka fokus ibadah di masjid dan sejenak melupakan masalah dunia. Mereka, bahkan hanya keluar masjid ketika ingin makan ataupun mandi saja.

Hadiah

Sementara itu, imam besar Masjid New York, Ustaz Samsi Ali menjelaskan, Lailatul Qadar adalah hadiah dari Allah SWT bagi umat Muslim. Berkah orang yang mendapatkan Lailatul Qadar laksana mendapatkan kebaikan selama 1.000 bulan.

Ia menekankan urgensi dari Lailatul Qadar adalah menemukan jati diri sebagai pribadi Muslim. Yakni, seyogiyannya Lailatul Qadar dapat mengubah pribadi Muslim menjadi lebih baik. "Momentum Lailatul Qadar adalah momentum seseorang untuk menjemput hidayah," ujarnya kepada Republika.

Samsi menerangkan, untuk menjemput malam Lailatul Qadar hendaknya pribadi Muslim berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah reguler. Seperti, berdoa, berzikir, dan shalat malam. Lebih baik lagi, kata dia, jika ditambah dengan iktikaf di masjid. Di mana, melalui iktikaf harapannya ibadah bisa menjadi lebih fokus.

Samsil juga melihat positif jamaah umrah yang mengejar Lailatul Qadar di Masjidil Haram. Karena, ibadah di sana nilai pahalanya berlipat ganda.

Namun, meski berumrah di Ramadhan pahalanya berlipat ganda, tetapi ia menggarisbawahi beberapa hal. Salah satunya adalah jangan sampai mencari Lailatul Qadar di Masjidil Haram jatuh pada perbuatan riya dan berlebih-lebihan. Misalnya, mereka justru mengesampingkan ibadah sosial, seperti membantu orang yang tidak mampu. "Karena hakikat mencari Lailatul Qadar bisa dilakukan di tempat mana saja," ujarnya.

Waktu Lailatul Qadar

Tentang kapan saatnya malam Lailatul Qadar, Ustaz Erick menyatakan hal itu adalah rahasia Allah SWT. Yang pasti, biasanya jatuh pada hari ganjil 10 malam terakhir Ramadhan. Hal ini, kata dia, berdasarkan riwayat dari hadis terpercaya.

Meski tak diketahui persis kapan waktunya malam Lailatul Qadar, Erick menjelaskan, para ulama terdahulu sempat mendiskusikan beberapa ciri dari hadirnya Malam Seribu Bulan itu. Misalnya, saat malam Lailatul Qadar, suasananya hening, juga terasa hangat karena konon saat itu seluruh malaikat sedang turun ke bumi.

Mengenai ciri-ciri orang Muslim yang berhasil mendapat Lailatul Qadar,  kata Erick, tidak ada ciri khusus. Namun yang pasti, orang yang mendapatkannya akan mengalami perubahan sikap. Yakni, pribadi mereka menjadi lebih baik. "Istilahnya pribadinya semakin saleh," katanya.

Ustaz ini menyarankan kepada pribadi Muslim yang hendak mencari Lailatul Qadar hendaknya sudah mempersiapkan dari jauh-jauh hari. Yakni, dengan memperkuat ibadah di 11 hari sebelum Ramadhan. Ini, kata dia, agar Lailatul Qadar jadi puncak ibadah bagi setiap Muslim.

Samsi juga menjelaskan bahwa ciri orang yang mendapat Lailatul Qadar sifatnya tidak bisa dilihat secara kasat mata. Namun, indikasinya bisa dilihat dari sejauh mana perilaku orang itu setelah Ramadhan berakhir. "Kalau dia semakin saleh dan lebih dekat dengan Allah SWT maka orang itu bisa dibilang sukses mendapat Lailatul Qadar," paparnya.(dari berbagai sumber)

Subscribe to receive free email updates: