Masyarakat Laporkan Dugaan Aliran Sesat Guru Hikmatul Iman

Sejumlah masyarakat melaporkan dugaan aliran sesat yang disampaikan oleh guru di Lembaga Seni Bela Diri Hikmatul Iman (LSBD HI) bernama Dicky Zainal Arifin ke Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat. Dicky disebut mengajarkan pemahaman menyimpang tentang Islam secara luas.

Perwakilan pelapor Mohammad Jepri (38) yang merupakan warga Cianjur mengatakan laporan atas ajaran sesat ini diinisiasi bersama mantan anggota HI lainnya. Jepri menyebutkan banyak ajaran Dicky yang dianggap keluar dari syariat Islam yang selama ini dipahami umat Muslim.
Jepri menuturkan dalam ajarannya kepada anggota HI dan masyarakat luas Dicky menyampaikan keraguannya pada Alquran yang beredar saat ini. Dicky menyebutkan isi Alquran saat ini sudah banyak dipalsukan bahkan melebihi setengahnya.
"Kami ada tiga poin yang dianggap paling penting, pertama tentang paham meragukan Alquran. Dia menyatakan mushaf saat ini 60 persen palsu, tinggal 40 persen yang benar," kata Jepri di Kantor MUI Jabar, Jalan LRRE Martadinata, Kota Bandung, Senin (20/6/2016).
Kedua, Jepri juga menyebut Dicky juga mencoba mengubah aturan shalat yang selama ini telah diatur bacaannya. Menurut Dicky shalat yang diterima Allah dan khusyuk adalah tanpa bacaan atau biasa disampaikan dengan sebutan Ritual Sholat Tanpa Bacaan (RSTB).
Dalam ajaran yang disampaikan Dicky, ujar Jepri, makna shalat dengan bacaan sudah hilang dari aslinya. Dirusak dengan bacaan-bacaan yang justru merusak konsentrasi dalam shalat.  "Jika meneliti hadits-hadits tentang bacaan shalat, kita akan menemukan banyak kejanggalan katanya," ujarnya.
Tak hanya itu, keanehan yang dinilai para mantan muridnya adalah Dicky yang menyampaikan citra nabi seolah-olah seperti tokoh di film fiksi. Di mana nabi dianggap memiliki energi tenaga dalam yang menjadikannya nabi serta memiliki mukzizat. Sehingga setiap orang bisa menjadi nabi dengan melatih tenaga dalamnya.
Jepri menyebutkan Dicky menyebutkan Nabi Adam AS sebenarnya masih hidup sampai sekarang karena memiliki energi tenaga dalam 100 persen. Nabi Adam disebut Dicky tengah berkeliling galaksi menggunakan pesawat besar super canggih.
"Nabi Nuh yang dikatakannya memiliki tenaga dalam 40 persen adalah seorang ahli genetika. Ketika banjir raksasa, beliau menggunakan perahu yang terbuat dari logam Kraiman dengan teknologi hidrogen," tuturnya.
Nabi Muhammad juga disebut sebaai keturunan bangsa Lemurian yang berdarah bule. Serta tidak mempercayai mukjizat Nabi Yunus yang ditelan ikan raksasa dan dianggap sebagai kapal selam saja.
Selain itu, masih banyak ajaran menyimpang yang dilaporkan ke MUI Jabar. Para pelapor juga menyiapkan bahan-bahan sebagai pembuktian dugaan penyampaian ajaran sesat yang disampaikan Dicky.
"Kami punta banyak rekaman. Diskusi di grup Whatsapp, diskusi di internet. Termasuk rekaman audio. Saya yakin data valid lah," katanya.

MUI Jabar
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar mencatat ada sebanyak 144 aliran menyimpang di Jawa Barat. Aliran-aliran ini kadang meredup dan muncul kembali.
Sekretaris Umum MUI Jabar HM Rafani Akhyar menuturkan, pihaknya sebetulnya telah lama mendeteksi adanya aliran sesat di Jabar. Jumlahnya sebanyak 144 aliran. Aliran ini dianggap menyimpang setelah melalui proses investigasi dari MUI.
"Ada yang sudah dalam proses investigasi. Ada yang dipastikan menyimpang. Jadi, memang ada tingkatannya," ujar dia, Senin (1/2/2016).
Kata Rafani, aliran-aliran tersebut kadang muncul dan kadang menghilang. Di antara aliran yang ia sebutkan, yakni Millah Ibrahim dan Hidup di Balik Hidup yang terdapat di Cirebon.
Namun, lanjut Rafani, memang sangat sulit menemukan ajaran-ajaran yang menyimpang itu. Sebab, sebagian ada yang menyebarkan bukan secara berkelompok, melainkan secara perseorangan.
Karena itu, MUI Jabar telah menginstruksikan kepada seluruh MUI di tingkat kabupaten hingga desa untuk secara aktif melakukan pembinaan kepada masyarakat lingkungan sekitar. Selain itu, juga berkoordinasi dengan aparat setempat dan melibatkan warga.
Pihaknya pun akan terus berupaya menyebarkan sosialisasi mengenai fatwa terhadap suatu aliran yang menyimpang. "Aliran yang sesat kan sudah difatwakan, nah itu harus disosialisasikan ke masyarakat," tutur dia.
Namun, ia mengakui, persoalannya fatwa itu kerap tidak tersampaikan ke masyarakat. Sebab, peran MUI paling maksimal adalah hanya pada tataran mengeluarkan fatwa. Sosialisasi fatwa pun masih menjadi persoalan karena fatwa tersebut bukan bagian dari sistem hukum di Indonesia.
Akibatnya, tidak ada pihak manapun yang memiliki kewenangan untuk mengeksekusi mandat dalam fatwa itu. "Senjata MUI ini fatwa. Mengeluarkan fatwa pun tidak sembarangan. Misal, perlu lihat dokumennya dulu. Makanya, Gafatar hingga saat ini belum dikatakan menyimpang," tutur dia.(republika)

Subscribe to receive free email updates: