Spirit Nusantara Mengaji untuk Perkuat Aswaja
Spirit Gerakan Nusantara Mengaji
mengajak umat Islam Indonesia, bahkan dunia untuk merapatkan barisan
meneguhkan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) sebagai penjaga
perdamaian. Inisiator Nusantara Mengaji, Abdul
Muhaimin Iskandar, mengatakan sebagi umat Islam terbesar di dunia,
Aswaja mampu menjaga kedamaian.
Indonesia patut bersyukur dikaruniai
perdamaian, bebas beribadah, dan tidak mudah terpecah belah. Prestasi
ini tak terlepas dari jerih payah para kiai.
"Inilah yang harus dipertahankan terus
menerus. Harus kita syukuri keadaan ini," katanya dalam 'Khaflah
Akhirrussanah' atau khataman Al-Quran menjelang Ramadhan yang digelar di
Pondok Pesanteren (Ponpes) Al Fadlu Walfadhilah, Kaliwungu, Kendal,
Kamis (19/5/2016) malam.
Cak Imin, begitu akrab disapa menyatakan meskipun demikian masih banyak persoalan bangsa ini yang harus diatasi bersama-sama.
Para menteri mempunyai tugas mensejahterakan masyarakat. "Pekerjaan rumah yang lain masih banyak,” ungkap Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKB ini dikutip laman republika.co.id.
Ia menyebut misalnya, kaum santri masih
kalah terus dalam berpolitik dan masih berada dalam posisi belum menjadi
penentu utama dalam kebijakan.
Belum lagi dalam sektor ekonomi, tutur
Cak Imin. Seluruh aset nasional, pemain utamanya adalah hanya sekelompok
kecil. Tantangan yang lain dalam bidang pemerintahan dan kenegaraan.
Kendati demikian, ia tetap yakin para
santri akan terus menunjukkan optimismenya. Dengan kedalaman ilmu dan
mempunyai basis, tidak mustahil para santri akan ke tengah dan memimpin
negeri ini.
Ia menegaskan perjuangan hari ini adalah perjuangan meneruskan cita cita perjuangan keagamaan para ulama.
Perjuangan itu kemudian masuk dalam sendi sendi kehidupan ekonomi, politik, pendidikan, kebudayaan serta sosial kemasyarakatan. “Perjuangan ini adalah tindak lanjut dari seluruh rangkaian dari perjuangan Aswaja.”
Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Ja'far mengatakan, pondok pesantren
tidak hanya sebagai tempat pendidikan agama.
Tetapi juga tempat untuk mendidik para
santri untuk mencintai Tanah Air dan bangsa. "Contohnya, santri harus
menjadi garda terdepan dalam memerangi narkoba. Para santri harus
menjauhi narkoba.”
Selain itu, ujar Marwan, akhir-akhir ini
muncul gerakan keagamaan yang tidak sesuai dengan ajaran Aswaja.
“Namun, gerakan itu jangan dimusuhi. Ajak mereka berdamai,” katanya dan
menyerukan mereka yang terlibat gerakan radikalisme kembali ke Aswaja.
“Tidak hanya santri tetapi juga jamaah seluruhnya," katanya.