Perlu Dipertanyakan Tempatkan Denpasar Kota Islami
Cendikiawan Muslim, Didin Hafidhuddin mengatakan, perlu lebih
komprehensif dalam mengakategorikan kota Islami. Didin menilai, hasil
riset Indeks Kota Islami (IKI) yang menempatkan Denpasar sebagai kota
paling Islami perlu dipertanyakan.
"Saya kira ukurannya tidak komprehensif, tidak menyeluruh," kata Didin menegaskan, saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (19/5).
Menurut Didin, seharusnya variabel riset selain kebersihan, keamanan, dan kesejahteraan faktor lainnya harus dilihat. Seperti tingkat ibadah masyarakat di masjid.
Didin mempertanyakan disebut kota Islami sementara tidak banyak masyarakat melaksanakan jamaah di masjid. Seharusnya, kata dia menegaskan, riset tersebut tidak hanya melihat secara material saja.
"Harus ada sifat ibadahnya," ucap Didin.
Didin khawatir dengan hanya melihat faktor material masyarakat salah memandang sebagai kota Islami. Istilah kota Islami harus disempurnakan.(nm/rep)
"Saya kira ukurannya tidak komprehensif, tidak menyeluruh," kata Didin menegaskan, saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (19/5).
Menurut Didin, seharusnya variabel riset selain kebersihan, keamanan, dan kesejahteraan faktor lainnya harus dilihat. Seperti tingkat ibadah masyarakat di masjid.
Didin mempertanyakan disebut kota Islami sementara tidak banyak masyarakat melaksanakan jamaah di masjid. Seharusnya, kata dia menegaskan, riset tersebut tidak hanya melihat secara material saja.
"Harus ada sifat ibadahnya," ucap Didin.
Didin khawatir dengan hanya melihat faktor material masyarakat salah memandang sebagai kota Islami. Istilah kota Islami harus disempurnakan.(nm/rep)