Manasik Umrah Bagi Pemula; Syarat dan Rukun Umrah Sesuai Sunnah Nabi

Rukun Umroh: Macam-macam Thawaf

Rukun Umroh

Makna umrah  (atau umroh) secara bahasa artinya berziarah atau mengunjungi. Adapun secara syar`i adalah berziarah ke Baitullah (Mekkah) dengan niat ihram (berumroh), melaksanakan Thawaf mengelilingi Ka`bah, melakukan Sa`i di antara Shafa dan Marwah, dan terakhir mencukur rambut kepala (tahallul). Thawaf, sa'i, dan tahallul disebut dengan rukun umroh. 

Sebagai sebuah perjalanan ibadah yang berbeda dengan ibadah haji yang harus di laksanakan di bulan tertentu (Dzulhijjah), kita boleh melakukan ibadah umrah kapan saja. Namun yang lebih baik adalah ketika belum terlalu banyak jamaah atau orang yang datang ke Tanah Suci sehingga kita akan relatif lebih khusyuk dan tidak berdesak-desakan.
Ketika Anda hendak berniat umrah pilihlah paket umrah yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Baik dari sisi biaya, tenaga, waktu, dan kondisi cuaca saat musim umroh. 

Rukun Umroh

1. Niat Ihram

Niat Ihram adalah niat untuk mulai melakukan umroh atau haji. Jika tidak diniatkan maka umroh atau hajinya maka tidak sah.

Dari Saidina Umar bin Khattab, beliau berkata: Saya dengar Rasulullah SAW berkata: bahwasanya seluruh perbuatan dengan niat, dan yang didapatkan manusia ialah apa yang diniatkannya” (HR. Bukhari, Shahih Bukhari Juz 1 hal. 6).
Hendaknya ia mengucapkan:
لبيك عمرة = Labbaik Umrotan (Ku sambut panggilan-Mu untuk melakukan Umrah)
atau: 
اللهم لبيك عمرة = Allahumma Labbaik Umrotan (Ya Allah, ku sambut panggilan-Mu untuk melakukan Umrah)

Niat umrah (biasa disebut juga ambil miqot) diambil saat di Birr Ali, yakni suatu tempat antara Makkah dan Madinah, yakni di pinggir jalan raya Makkah - Madinah di daerah Dzulhulaifah berjarak sekitar 9 kilometer dari Masjid Nabawi.


Melaksanakan rukun umroh di Masjid Birr Ali, tempat mengambil miiqot (niat umroh dan haji) di Dzulhulaifah.

Pemandangan di sekitar Masjid Birr Ali.

Setelah niat umrah dan sudah memakai kain ihram (mengambil miqot di Birr Ali), maka sejak itu mulai berlaku larangan umrah.
2. Thawaf  Ka'bah

Thawah yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali, dimana tiga putaran pertama dengan lari – lari kecil (jika mungkin), dan selanjutnya berjalan biasa. Tawaf dimulai dan berakhir di Hajar Aswad dengan menjadikan Baitullah disebelah kiri.

Rukun umroh berikutnya adalah Thawaf.

Thawaf di Masjidil Haram. Mengelilingi Ka'bah sebanyak 7x.
Berjalan dekat Hajar Aswad sambil menciumnya jika dapat.
Jika tidak bisa, cukup menyapu atau dengan memberi isyarat dengan tangan.
Bisa dilatih saat Manasik Umroh.

Adapun tata cara dari thawaf itu sendiri:
1. Memulai thawaf dengan berjalan dekat Hajar Aswad, sambil mencium, menyapu atau memberi isyarat bagaimana dapatnya. 

Lalu mengucapkan:

 بِسْمِ اللهِ اللهُ أَكْبَر اللَّهُمَّ إِيمَانًا بِكَ وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ ووفاء بعهدك وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  
Artinya: "Dengan nama Allah, Allah yang Maha Besar, Ya Allah, demi keimanan kepda-Mu, dan membenarkan Kitab suci-Mu, memenuhi janji dengan-Mu serta mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad."

2. Disunnatkan berjalan cepat pada tiga putaran pertama 

Langkah hendaklah diperpendek dan dipercepat, dan sedapat mungkin mendekati Ka'bah. Kemudian empat kali putaran berikutnya hendaklah ia berjalan seperti biasa.

Bagi yang tidak dapat berjalan cepat atau mendekati ka'bah, bolehlah thawwaf sedapatnya, dan disunatkan menyapu rukun Yamani dan mencium Hajar Aswad atau mengusapnya pada setiap kali dari 7 putaran itu.

3. Memperbanyak do'a dan dzikir

a. Saat menghadap Hajar Aswad membaca:

بِسْمِ اللهِ اللهُ أَكْبَر اللَّهُمَّ إِيمَانًا بِكَ وَتَصْدِيقًا بِكِتَابِكَ ووفاء بعهدك وَاتِّبَاعًا لِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Artinya: "Dengan nama Allah, Allah yang maha besar, Ya Allah, demi keimanan kepda-Mu, dan membenarkan kitab suci-Mu, memenuhi janji dengan-Mu serta mengikuti sunnah Nabi-Mu Muhammad saw."

b. Jika telah mulai thawwaf, ucapkan:

سُبْحَان اللهِ وَ الْحَمْدُ لِلّهِ وَ لآ اِلهَ اِلّا اللّهُ، وَ اللّهُ اَكْبَرُ وَلا حَوْلَ وَلاَ قُوَّة ِ الَّا بِاللّهِ

Artinya: "Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, dan tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Mahabesar dan tiada daya maupun tegaga kecuali dengan Allah."

c. Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, jamaah disunnahkan membaca: 

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: ”Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka"
d. Jika telah selesai 7 putaran, shalatlah dua rakat'at dekat maqam Ibrahim (di salah satu sisi Ka'bah), sambil membaca:

وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى

Artinya: ”Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat"

Kedua Rukun Umroh yaitu Niat Ihram dan Thawaf ini bisa dilatih di rumah sebelum keberangkatan umroh dan disempurnakan saat manasik umroh.

3. Sa'i (berjalan atau berlari-lari kecil)

Sa'i adalah rukun umroh ke-tiga yang dilakukan setelah rukun-rukun pertama dan kedua yaitu Niat Ihram di Masjid Birr Ali Madinah dan Thawaf di Masjidil Haram Makkah.

Sa'i ini dilakukan dengan berjalan atau berlari-lari kecil sebanyak 7x bolak-balik antara Bukit Shafa dan Bukit Marwah. Ibadah Sa'i dapat dilakukan dalam keadaan tidak berwudhu dan haid atau nifas.
Jarak antara Bukit Shafa dan Bukit Marwa adalah 405 meter.


Rukun Umroh - S'ai.

Sa'i (yang artinya berjalan). Berjalan atau berlari-lari kecil dimulai dari  Bukit Shafa ke Bukit Marwah bolak-balik sebanyak 7x. Diakhiri di Bukit Marwah.


Sejarah Sa'i

Sejarah ibadah Sa'i bersumber perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk hijrah dari Palestina ke Baitullah d Makkah bersama istrinya Siti Hajar dan Nabi Ismail yang saat itu masih bayi.

Saat itu kondisi di Baitullah adalah suatu padang pasir yang sangat tandus dan gersang.

Setelah mereka sampai di Baitullah, Allah kembali menguji keimanan Nabi Ibrahim agar kembali ke Palestina dan meinggalkan istrinya dan anaknya di sekitar Baitullah. Setelah Nabi Ibrahim kembali ke Palestina, persediaan makanan dan air susu Siti Hajar sudah habis. Maka Siti Hajar mencari mata air untuk anaknya Ismail yang kehausan.

Setelah berlari-lari kecil bolak-balik Bukit Shafa dan Bukit Marwah sebanyak 7x, akhirnya Allah memerintahkan kepada bumi agar keluar suatu mata air untuk Siti Hajar dan anaknya Ismail. Sumber mata air yang tidak habis-habis airnya itu hingga saat ini dinamakan mata air zam-zam.

Arti zam-zam artinya air yang banyak dan berlimpah.

Mata air zam-zam letaknya berjarak sekitar 38 hasta dari Ka'bah.

Maka untuk mengenang perjuangan Siti Hajar untuk anaknya, Nabi Ismail, diwajibkan Sa'i sebagai rukun haji dan umroh.


Air Zam-zam

Air Zam-zam

Denah Bukit Shafa dan Bukit Marwa.

Denah Bukit Shafa dan Bukit Marwah dan Lintasan Ibadah Sa'i di antara kedua bukit tersebut.


Do’a Ketika Hendak Mendaki Bukit Shafa  

Sebelum memulai Sa’i

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ أَبْدَأُ بِماَبَدَأَ اللهُ بِهِ وَرَسُوْلُهُ إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ , فَمَنْ حَجَّ البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .
"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Aku mulai dengan apa yang telah dimulai oleh Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Safa dan Marwah sebagian dari Syi'ar-Syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang siapa yang beribadah Haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Penerima Kebaikan lagi maha Mengetahui"


Do’a Di Atas Bukit Safa Ketika Menghadap Ka’bah
أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ , أَللهُ أَكْبَرُ عَلَى ماَ هَداَناَ وَالحَمْدُ ِللهِ عَلَى ماَ أَوْلاَناَ . لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ بِيَدِهِ الخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ . لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزاَبَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِياَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكاَفِرُوْنَ  
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar, atas petunjuk yang diberikan-Nya kepada kami, segala puji bagi Alloh atas karunia yang telah dianugerahkan-Nya kepada kami, tidak ada Tuhan selain Alloh Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dialah yang menghidupkan dan mematikan, pada kekuasaan-Nya lah segala kebaikan dan Dia berkuasa atas segala sesuatu, Tiada Tuhan Selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, yang telah menepati janji-Nya, menolong hamba-Nya dan menghancurkan sendiri musuh-musuh-Nya, Tidak ada Tuhan selain Allah dan kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya dengan memurnikan (ikhlas) kepatuhan semata kepada-Nya,  walaupun orang-orang kafir membenci"
Do’a Sa’i dalam perjalanan ke-1 sampai ke-7 antara Bukit Shafa dan Marwah.

Dari bukit Safa ke bukit Marwah, dibaca mulai dari bukit Safa sampai pilar hijau pertama.


Dua Rambu Pilar Hijau di Sa'i.

Dua Rambu Pilar Hijau di lintasan Sa'i.

أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ أَللهُ أَكْبَرُ , أَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْراً وَالحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحاَنَ اللهِ العَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ الكَرِيْمِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً وَمِنَ اللَّيْلِ فاَسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلاً طَوِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزاَبَ وَحْدَهُ لاَ شَيْءَ قَبْلَهُ وَلاَ بَعْدَهُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ داَئِمٌ لاَ يَمُوْتُ وَلاَ يَفُوْتُ أَبَداً بِيَدِهِ الخَيْرُ وَإِلَيْهِ المَصِيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
"Allah Maha Besar Allah Maha Besar Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan segala kebesaraNya. Segala puji bagi Allah Yang Maha Agung dengan segala pujian-Nya yang tidak terhingga. Maha Suci Allah dengan pujian Yang Maha Mulia diwaktu pagi dan petang. Bersujud dan bertasbihlah padaNya sepanjang malam. Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa yang menepati janjiNya membela hamba-hamba-Nya yang menghancurkan musuh-musuh-Nya dengan keEsaan-Nya tidak ada sesuatu sebelumNya dengan keEsaan-Nya, tidak ada sesuatu sebelumNya atau sesudahNya. Dialah yang menghidupkan dan mematikandan Dia adalah Maha Hidup kekal tiada mati dan tiada musnah (hilang) untuk selama-lamanya. Hanya ditangan-Nyalah terletak kebajikan dan kepada-Nyalah tempat kembali dan hanya Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Diantara dua pilar hijau membaca do’a:

رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ وَتَكَرَّمْ وَتَجاَوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ تَعْلَمُ ماَلاَ نَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ اللهُ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ . 
"Ya Allah, ampunilah, sayangilah, maafkanlah, bermurah hatilah dan hapuskanlah apa-apa yang Engkau ketahui dari dosakami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui apa-apa yang kami sendiri tidak tahu. Sesungguhnya Engkau ya Allah Maha Tinggi dan Maha Pemurah."

Ketika mendekati Bukit Marwah membaca:

إِنَّ الصَّفاَ وَالمَرْوَةَ مِنْ شَعَآئِرِ اللهِ , فَمَنْ حَجَّ البَيْتَ أَوِاعْتَمَرَ فَلاَجُناَحَ عَلَيْهِ أَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِماَ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللهَ شاَكِرٌ عَلِيْمٌ .


"Sesungguhnya Shafa dan Marwah sebagian dari syi'ar-syi'ar (tanda kebesaran) Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah ataupun berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan Sa'i antara keduanya. dan barang siapa mengerjakan sesuatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha menerima kebaikan dan Maha Mengetahui."


4. Tahallul

Tahallul secara harfiah artinya dihalalkan. Yakni dihalalkan bagi para jamaah umroh untuk melakukan hal-hal yang sebelumnya dilarang ketika mulai melakukan ihram.

Tahallul disimbolkan/dilaksanakan dengan mencukur rambut minimal sebanyak 3 helai.

Rukun Umroh: Tahallul

Tahallul artinya telah halal dari larangan ihram. Dan ini rukun terakhir umroh.


5. Tertib

Tertib artinya rukun-rukun ini harus berurutan dimulai dari rukun umroh yang pertama hingga keempat. Kalau tidak maka umrohnya tidak sah.


Selesai

Itulah rangkaian Rukun Umroh dan setelah keempat rukun umroh itu selesai, maka selesai pula rangkaian ibadah umroh.

Acara selanjutnya biasanya jamaah melakuna City Tour dan Ziarah Kota Makkah, City Tour Jeddah, dan pengalaman-pengalaman yang mengesankan. 

Akhirnya setelah selesai ibadah umroh dan semua agenda pelaksanaan umroh di Tanah Suci, maka jamaah bersiap-siap kembali ke tanah air. (dari berbagai sumber)

Subscribe to receive free email updates: