Prof.Said Agil Al Munawar; LPTQ Sangat Berperan Dalam Peningkatan Kualitas MTQ

PROF. SAID AGIL HUSEIN AL MUNAWAR
LPTQ Sangat Berperan Dalam Peningkatan Kualitas MTQ; Sebuah Catatan Prof. Said Agil Husein Al Munawar.
Sesuai  jadwal LPTQ Kepulauan Riau yang selalu menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musda) pada setiap pelaksanaan MTQ, Prof. Dr. Said Agil Husein Al Munawwar selaku Ketua Dewan Hakim MTQ Provinsi Kepulauan Riau yang juga menjadi narasumber pelaksanaan Musda LPTQ Kepri mengatakan sejak pelaksanaan MTQ Nasional I di Makassar pada 1968 dalam pengembangannya dibutuhkan wadah yang dapat mengimplementasikan upaya membumikan Al-Qur'an. Maka sejak 1977 dibentuklah LPTQ melalui SKB Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri.

Dalam perjalanannya LPTQ telah melahirkan qori dan qoriah level nasional dan internasional, bahkan cabang yang dipertandingkan semula hanya satu kini sudah menjadi 22 cabang. “Memang MTQ di Indonesia paling banyak cabangnya. Di Arab Saudi saja hanya 5 cabang. MTQ Internasional pun kini sudah diikuti oleh 27 negara dan kian bertambah setiap tahunnya. Bahkan kabar baiknya MTQ sudah sampai ke Rusia, pada Oktober nanti akan ada MTQ di Rusia”, kata mantan Menag itu.
“Memang setiap negara berbeda dalam melaksanakan MTQ. Bahkan apresiasi yang diberikan juga beragam, misalnya di Uni Emirat Arab hadiah pemenang pertama MTQ disana diberikan uang pembinaan setara dengan Rp. 1 milyar,” ucapnya.
Dalam catatan Agil  MTQ pertama kali digelar di Malaysia, namun secara kelembagaan LPTQ di Indonesia merupakan yang tertua. Sistem penilaian dan penjurian dalam MTQ di Indonesia sudah diadopsi oleh beberapa negara lain.
Menurutnya LPTQ saat ini ditantang untuk meningkatkan kualitas sesuai bidang tugasnya untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yakni manusia yang memperoleh kesuksesan di dunia dan akhirat.
Dalam pembahasan terakhir MTQ Ke-26 di Nusa Tenggara Barat akan menjadi MTQ perubahan. Hal ini ditandai dengan perubahan penanggung jawab dan adanya kerjasama lintas kementerian. Kalau dulu hanya Kementerian Agama yang paling berperan, kini peran itu diambil oleh Kemenko PMK yang melibatkan semua kementerian dan lembaga yang ada di bawah koordinasinya.
MTQ Ke-26 juga akan menjadi MTQ yang paling meriah. Sebabnya akan dihadiri peserta Rabithah alam Islami dengan jumlah perwakilan yang akan hadir sekitar 34 negara”, tambahnya.
Said Agil juga mengingatkan pengurus LPTQ untuk senantiasa meningkatkan profesionalitas dewan hakim. Oleh karena itu bukan peserta saja yang perlu dibina tetapi juga dewan hakim yang mumpuni. “Maka diperlukan pembinaan dewan hakim yang bersertifikat. Dengan bersertifikat dewan hakim bukan saja penilai tetapi juga mantan pemain. Sebagai contoh jika dia hakim tilawah maka dia juga harus mantan juara tilawah sehingga memahami seutuhnya,” pungkasnya. (kemenag kepri/nm)

Subscribe to receive free email updates: