Kitab Milik Syekh Burhanuddin Ulakan Berusia 326 Tahun Memprihatinkan

Tim Ekspedisi Islam Nusantara berziarah ke makam Syekh Burhanuddin Ulakan, Padang Pariaman, Sabtu (14/5/2016) lalu. Penjelajahan tentang ulama penyebar Islam di Sumatera Barat dan sekitarnya tersebut dimulai dengan mendatangi suraunya di kampung Ketek.
Tim ekspedisi sampai ke surau tersebut diiringi hujan deras. Di surau tersebut, ekspedisi disambut tuanku yang masih muda, Hery Firmansyah, pelanjut surau tersebut yang turun-temurun yang kini ke-15 sejak Syekh Burhanuddin.

Setelah ngobrol maksud dan tujuan, Hery Firmansyah kemudian mengizikan tim ekspedisi menengok kitab-kitab milik Syekh Burhanuddin Ulakan. Kitab yang usianya 326 tahunan itu dalam kondisi memprihatinkan.

Beberapa kitab telah ada yang bolong-bolog sehingga ada bagian kalimat atau huruf yang hilang. Dan hampir setiap kitab, di antara halamannya telah ada yang hilang. Termasuk Al-Quran yang disimpan dalam peti hitam kecil.

Menurut pria berusia 34 tahun tersebut, koleksi kitab yang ada di surau tersebut ada sekitar 53 buah. Belum bisa dipastikan apakah itu karangan Syekh Burhanuddin atau karya guru dan teman-tamannya.

“Kitab-kitab tersebut ada yang tasawuf, nahwu, sorof, fiqih, tauhid, dan tentang tarekat, serta sejarah,” jelasnya.

Ia mengumpulkan kitab-kitab tersebut sejak empat 4 tahun lalu dan masih ada naskah di tangan lain. “Karena saya tersentuh karya-karya ulama, hebat-hebat orang dulu, menulis begini, tak ada yang melestarikannya,” ungkapnya ketika ditanya motivasi mengumpulkan naskah.

Selain kitab-kitab, peninggalan Syekh Burhanuddin adalah empat buah jubah, satu ikat pinggang, sebuah loyang, dan beberapa peci, di antaranya adalah peci yang dihadiahkan gurunya, Syekh Abdurrauf Singkil, Aceh. (NU Online/Abdullah Alawi)

Subscribe to receive free email updates: