Prof.Dr.KH. Ali Mustafa Yaqub Meninggal Dunia

Pagi ini Kamis 28 April 2016 pukul 06.30 WIB di Rumah Sakit Hermina Ciputat, Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub berpulang kerahmatullah. Tak ada yang menyangka dan tak menduga begitu cepat beliau dipanggil-Nya. Kami sebagai murid tentu saja merasa sangat kehilangan. Tapi, ini juga kehilangan besar bagi bangsa ini. Ulama besar Indonesia ini pada 06.30 menghembuskan nafas terakhir beliau. Semoga amal-ibadah beliau diterima di sisi Allah Swt.


Tak banyak yang tahu bahwa Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub, baru saja berulang tahun. Pria yang baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal ini, terhitung tanggal 2 Maret lalu genap berusia 64 tahun. Dengan kata lain, beliau telah melampaui usia Nabi. Hal yang tentu patut disyukuri tidak hanya oleh beliau dan para santrinya, tapi juga umat Islam Indonesia yang diberi anugerah oleh Allah salah satu putra terbaik bangsa ini. Namun, Allah Swt. lebih sayang pada beliau. Dan, pagi ini beliau dipanggil-Nya.

Selama 64 tahun perjalanan hidup beliau, banyak yang sudah dicapai dan diraihnya. Pakar hadis terkemuka Indonesia ini telah banyak meninggalkan jejak dan tinta emas. Pak Kiai–begitu para santrinya biasa memanggil–merintis karier keulamaannya sejak menjadi pengasuh Pesantren al-Hamidiyyah Depok, lalu mendirikan Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darussunnah di Ciputat, Tangerang Selatan.

Nama beliau mulai dikenal publik setelah menjadi kolumnis tetap di Harian Pelita dan Majalah Amanah. Melalui tulisannya yang tajam dan kritis dalam merespons permasalahan umat, terutama dengan sudut pandang hadis, nama Pak Kiai semakin menarik perhatian khalayak.

Keulamaan dan kecendekiaan beliau terus menyita perhatian publik ketika beliau ditunjuk sebagai salah satu anggota Komisi Fatwa MUI Pusat. Dan, puncaknya saat beliau diangkat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal oleh Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni. Posisi beliau sebagai imam besar ini pulalah yang mengantarkan beliau untuk mendampingi Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat berkunjung ke Masjid Istiqlal beberapa waktu lalu.

Ada yang unik dari sosok beliau. Tiap kali menempati amanah tertentu, beliau selalu disukai oleh media. Singkatnya, beliau dapat dikatakan sebagai media darling. Tak heran bila sosoknya selain pikiran-pikiran segarnya, selalu menghiasi media massa, baik cetak, elektronik, maupun media online. Beliau juga di antara sedikit ulama yang rutin diundang dalam acara Indonesia Lawyers Club di salah satu televisi nasional.

Ternyata tugas dan amanah yang beliau emban di ruang publik, tak serta-merta melupakan tugas beliau sebagai pengasuh International Institute for Hadith Sciences Darussunnah, yang mempunyai cabang di Malaysia. Terbukti mahasantri dari pesantren yang diasuhnya selalu langganan menjadi lulusan terbaik di kampus-kampus tempat mereka berkuliah, seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Capaian para santri beliau ini tak lepas dari “tangan dingin” yang selalu mengajarkan prinsip hidup yang jadi modal penting santri dalam hidup di masyarakat.(dari berbagai sumber)

Subscribe to receive free email updates: