Melihat Wajah Islam Tempo Dulu di Museum Louvre Paris

BRNews.id - Bila kita berkunjung ke Paris tentu tak akan melewatkan untuk berkunjung ke Menara Eiffel dan Museum Louvre. Museum yang menempati bangunan bekas istana raja ini menyedot jutaan wisatawan dalam setahun.




 Di meseum ini, sedikitnya 350 ribu koleksi museum dipajang. Satu koleksi yang paling masyhur adalah lukisan Monalisa. Pengujung dari berbagai negara selalu berdesakan untuk bisa menyaksikan lukisan karya Leonardo Da Vinci itu dari dekat. Selain karya seni dari para seniman kenamaan Eropa zaman dulu, Museum Louvre juga menyimpan benda-benda peninggalan sejarah peradaban Islam.
Benda-benda tersebut dikumpulkan di satu area bernama Islamic Art Department. Di sini tersimpan berbagai jenis benda yang menggambarkan perjalanan sejarah Islam. Ruangan Islamic Art Departement terdiri atas dua lantai. Letaknya di sayap Denon museum itu. Secara keseluruhan, museum ini berbentuk huruf U dan terdiri atas tiga bagian. Masing-masing bagian bernama sayap Richelieu, Sully, dan sayap Denon. Di dekat pintu utama masuk kumpulan koleksi peninggalan sejarah Islam pada masa kekhalifahan. Koleksi benda sejarah Islam dipayungi atap kaca berbentuk sepeti karpet terbang. Seluruh ruangan Islamic Art Departemen luasnya mencapai 3.000 meter persegi. Dinding berwarna hitam menjadikan peninggalan kebudayaan Islam itu warnanya lebih kontras. Desain ruangan Islamic Art Departement ini dibuat melalui kontes dunia. Pemenangnya adalah arsitek dari Milan, Italia Mario Bellini, yang bergabung dengan koleganya asal Prancis, Rudy Ricciotti. Kompetisi desain ruangan berlangsung pada 2005.
FOTO; Wajah Islam di Museum Louvre Secara resmi, bagian koleksi budaya Islam Museum Louvre itu dibuka pada 22 September 2012. Situs archdaily.com menulis bahwa, kurator bagian sejarah Islam Museum Louvre, Sophie Makariou, mengungkapkan, desain ruangan dibuat supaya pengunjung nyaman dan bebas menikmati benda-benda peninggalan sejarah Islam. Koleksi benda bersejarah di sana sekitar 3.000 barang. Mereka dikelompokkan dalam empat bagian berdasar periodenya. Bagian pertama periode abad ke-7 M hingga abad ke-11 M, abad ke-11 hingga pertengahan abad ke-13, abad ke-13 hingga abad ke-16, dan abad ke-16 M hingga abad ke-18 M.

“Lewat koleksi ini kami ingin berbagi soal keragaman sejarah Islam dalam 1.300 tahun,” tuturnya seperti dikutip laman the economist. Benda-benda yang dipajang merupakan hasil seleksi dari lebih 20 ribu objek peninggalan sejarah Islam. Misalnya, keramik-keramik peninggalan para pemimpin yang menguasai dunia Islam di masa lalu. Semakin masuk, warna religiusnya semakin kental. Benda-benda yang dipajang semakin langsung berhubungan dengan ajaran Islam. Seperti mushaf Al-Quran, serpihan mihrab masjid bertuliskan ayat Al-Quran, juga lampu-lampu yang digunakan untuk tadarus Al-Quran pada zaman dulu. Meski tidak seramai bagian yang menyimpan lukisan Monalisa, bagian budaya Islam Museum Louvre terus didatangi pengunjung dari berbagai negara. Selain lewat tulisan singkat di dinding, penjelasan perjalanan sejarah Islam juga disediakan dalam bentuk video yang bisa dinikmati pengunjung melalui komputer mini. (republika, the economist, archdaily)

Subscribe to receive free email updates: